Monday 17 April 2017

Keseimbangan Antara Cinta dan Kerja

Seringkali, pekerjaan menjadi bagian yang paling banyak menyita kehidupan seseorang. Energi, waktu bahkan biaya tersedot dalam investasi kerja. Hingga saat kembali ke rumah --ke tempat orang-orang yang dicinta-- justru dalam keadaan lelah. Lalu, esok harinya sudah tergesa berangkat kerja lagi. Kembali larut dalam rutinitas mencari penghidupan.

Semua orang memang butuh uang, butuh kehidupan layak atau hidup yang lebih dari cukup. Namun tidaklah arif bila pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu dilakukan dengan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan lain yang juga sama-sama penting. Apa artinya keberhasilan karir bila rumah tangga berantakan? atau dapatkah uang menyatukan keluarga yang sekian lama terabaikan?

Bahkan dalam kasus yang lebih parah, mungkinkah orang tua yang telah lama sakit dan meninggal tanpa pernah kita perhatikan karena sibuk kerja, dapat hidup kembali? Sungguh akan sanga banyak kehilangan dan banyak hal indah yang akan terbaikan bila kita hanya fokus pada kerja semata.

Keluarga, sahabat, kesehatan dan spirit merupakan empat hal lain yang tidak kalah pntingnya dibanding pekerjaan. Semuanya mesti tetap berada dalam harmoni keseimbangan yang proporsional agar permainan kehidupan tetap berlanjut menarik dan bermakna.

Brian Dyson, mantan CEO Coca Cola pernah menyampaikan pidato yang mengibaratkan kelima unsur di atas sebagai bola-bola pemain sirkus yang dilempar dan berputar secara bergantian di udara. Masing-masing dari lima bola harus tetap terjaga keseimbangannya agar permainan tidak terhenti (game over).

Kalaupun dalam satu situasi anda dipaksa harus melepaskan salah satu dari 5 bola itu, maka lepaskanlah bola yang bernama pekerjaan. Karena ia adalah bola karet yang dapat memantul kembali ke udara saat terjatuh. Sedangkan 4 bola lainnya adalah bola kristal yang langsung berubah ujud saat terjatuh, dan sangat sulit untuk dipertautkan kembali seperti semula. Maksudnya, jangan sampai :
  • Demi uang atau pekerjaan, kita mengabaikan keluarga,
  • Demi meraih sukses dalam pekerjaan, kita tidak memperhatikan kesehatan,
  • Demi uang atau pekerjaan, kita rela menghancurkan hubungan dengan sahabat baik.

Bukannya berarti pekerjaan tidak penting! Tapi jangan sampai uang atau pekerjaan menjadi "berhala" dalam hidup kita. Ingat, kalaupun kita kehilangan pekerjaan, maka perkerjaan dan uang selalu bisa dicari lagi. Tapi jika keluarga sudah "terjual", ke mana kita bisa membelinya lagi ? Apakah kita bisa membeli sahabat? dan seringkali uang tidak banyak berpengaruh terhadap kesehatan yang sudah kritis.

Terlebih soal spirit yang tidak boleh padam dalam diri setiap orang. Baik spirit ideologis maupun filosopis. Kehilangan salah satu dari kedua spirit itu akibat belenggu kerja, secara perlahan namun pasti akan membuat kehidupan semakin sulit dan akhirnya berhenti.

Khusus bola cinta (keluarga dan sahabat), sebenarnya banyak hal yang dapat diupayakan agar tetap harmonis dengan pekerjaan. Meluangkan sebagian waktu dari kesibukan, dan melewatkannya bersama dengan orang yang tersayang dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan, sering kali hanya butuh waktu sebentar dan tidak akan terlalu menyita pekerjaan.

Memanfaatkan gadget untuk sekedar menyapa dan bertanya kabar, mengirimkan bunga atau hadiah secara tiba-tiba maupun berkala. Makan malam bersama, atau sekedar mematikan TV dan menunda sedikit pekerjaan untuk melewatkan waktu bersama mereka, merupakan contoh-contoh kecil yang dapat mempertahankan keseimbangan itu. Intinya, buat situasi yang dapat menunjukkan bahwa anda masih ada buat mereka.

No comments:

Post a Comment

TES

Followers